How to protect yourself from Wildfire

Wildfires spread quickly across forests and fields, giving you little to no time to evacuate. Careless use of fire, drought or lightning can cause a wildfire. Learn what to do to and keep your loved…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Asupan dan Pola Hidup Bagi Penderita Osteoporosis Lanjut Usia

Terapi Perawatan Kesehatan Pasien Osteoporosis. Sumber: PNGWave

Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif bersifat kronis yang menjadi masalah global kesehatan, termasuk di Indonesia. WHO (1990) mendefinisikan osteoporosis sebagai gangguan kerangka sistemik yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur dari jaringan tulang, dengan peningkatan kerapuhan tulang dan kerentanan terhadap patah tulang. Penyakit ini tidak memiliki gejala tetapi tanda pertama penderita osteoporosis adalah patah tulang sehingga sering disebut “Silent Epidemic”.

Penyebab utama osteoporosis adalah gangguan pada metabolisme tulang. Tulang memiliki sel osteoblas (berfungsi untuk mineralisasi, pembentukan dan produksi jaringan tulang) dan osteoklas (berfungsi untuk degradasi jaringan tulang) yang bergerak dalam bone remodelling atau pemeliharaan tulang. Proses ini terus terjadi sepanjang umur dengan tulang diserap melalui aksi osteoklas dan direformasi melalui aksi osteoblas. Ketika fase resorpsi dan formasi seimbang, jumlah jaringan tulang yang ada pada penyelesaian fase formasi sama seperti pada awal fase resorpsi. Seiring bertambahnya usia, resorpsi osteoklastik menjadi relatif lebih besar daripada pembentukan oleh osteoblas sehingga tubuh mulai kehilangan mineral di dalam tulang. Ketidakseimbangan antara pembentukan dan resorpsi ini disebut sebagai “uncoupling” dari osteoblastik dan aktivitas osteoklastik.

Perbedaan densitas tulang pada penderita osteoporosis (kanan) dan pada tulang sehat (kiri).
Perbedaan densitas tulang pada penderita osteoporosis (kanan) dan pada tulang sehat (kiri). sumber: PNGWING

International Osteoporosis Foundation (IOF) mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia dengan rentang 50–80 tahun memiliki resiko terkena osteoporosis dan resiko osteoporosis perempuan 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Menurut WHO terdapat 200 juta orang penderita osteoporosis dan pada tahun 2050, diperkirakan angka patah tulang pinggul akan meingkat 2 kali lipat pada wanita dan 3 kali lipat pada pria.

Secara umum terdapat 2 faktor risiko osteoporosis. Pertama, faktor risiko yang dapat diubah berupa kurangnya aktivitas fisik; rendahnya asupan kalsium, protein dan vitamin D; kurangnya paparan sinar matahari; kebiasaan merokok; rendahnya hormon esterogen; meminum beberapa jenis obat; serta tingginya konsumsi minuman tinggi kafein dan tinggi alkohol. Kedua, faktor risiko yang tidak dapat diubah berupa riwayat keluarga, jenis kelamin perempuan, usia, ras Asia dan Kaukasia, menopause dan ukuran badan.

Meskipun tidak memiliki gejala, seseorang yang memiliki faktor resiko osteoporosis tinggi dapat memeriksakan diri dengan diagnosis osteoporosis menggunakan DEXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) yang mengukur BMD (Bone Mass Density/Kepadatan mineral tulang). Hasil BMD menujukkan angka di bawah 1 yang berarti normal, 1 hingga 2,5 berati kepadatan tulang rendah atau osteopenia; dan diatas 2,5 berarti osteoporosis.

Gropper dan Smtih (2013) menyimpulkan bahwa asupan memadai dari kalsium dan vitamin D melalui sumber makanan dan / atau melalui makanan plus suplemen sangat mempengaruhi kesehatan tulang secara umum. Kalsium dibutuhkan secara langsung mineralisasi tulang, vitamin D membantu mengurangi konsentrasi hormon paratiroid serum (jika meningkat dapat meningkatkan resorpsi tulang), meningkatkan massa tulang, dan mengurangi risiko jatuh. Banyak penelitian telah menemukan bahwa suplemen dengan kalsium saja (1.000–1.200 mg atau lebih) atau dalam kombinasi dengan vitamin D (400–1.000 IU atau lebih) mencegah hilangnya kepadatan mineral tulang, terutama di tulang belakang dan kadang-kadang di pinggul. Sehingga, kalsium (bersama dengan vitamin D) umumnya dianggap bermanfaat untuk mencegah keropos tulang, terutama dari pinggul dan tulang belakang.

Sumber makanan lebih diutamakan daripada suplemen karena konsumsi makanan juga dapat memenuhi kebutuhan nutrien lain. Kalsium banyak ditemukan pada makanan berbahan dasar susu, meskipun banyak ditemukan produk fortifikasi kalsium. Sedangkan, vitamin D dapat disintesis oleh tubuh melalui sinar UV yang didapat dari matahari, akan tetapi lansia memiliki kulit yang lebih tipis dan ditemukan lebih sedikit sel yang dapat memproduksi vitamin D sehingga pembentukan vitamin D kurang baik. Beberapa makanan tinggi akan vitamin D yaitu kuning telur; ikan berlemak seperti salmon, makarel, lele, tuna dan sarden; minyak hati ikan cod dan beberapa jamur.

Makanan tinggi kalsium. Sumber: ayoti.in

enyimpanan fosfat di dalam tulang bentuk hydroxyaoatite. Garam fosfat dapat ditemukan di berbagai makanan, baik bentuk alamiah maupun fortifikasi. Minuman ringan (soft drink) memiliki nilai nutrisi yang rendah namun tinggi fosfat. Tetapi penelitian menemukan bahwa konsumsi minuman ringan menggantikan konsumsi susu sehingga menurunkan asupan kalsium (Calvo dan Tucker, 2013). Sehingga, seseorang yang memiliki resiko tinggi atau pengidap osteoporosis disarankan untuk menghindari minuman ringan (Tucker, 2009).

Asupan kalori tidak memiliki efek langsung pada tulang. Lebih tepatnya, asupan energi yang tidak memadai yang menyebabkan berat badan rendah, atau terlalu banyak kalori yang menyebabkan kelebihan berat badan memiliki efek pada tulang. Kekurangan berat badan dianggap sebagai faktor risiko osteoporosis kelebihan berat badan mungkin melindungi. Sama seperti asupan energi, asupan protein sangat rendah dapat memberikan efek negatif terhadap pergantian dan perkembangan tulang.

Olahraga sangat krusial bagi penderita osteoporosis, tetapi tidak semua olahraga bisa dilakukan. Olahraga yang memberikan kekuatan terhadap tulang yang lemah tidak dianjurkan, seperti sit-up atau berputar (Layaknya dalam golf) dapat mengakibatkan patah tulang. Latihan harus fokus pada postur, keseimbangan, gaya berjalan, koordinasi, dan stabilisasi pinggul dan torso (IOF, 2014). Kelas olahraga untuk pasien yang relatif bebas rasa sakit harus terdiri dari pemanasan, latihan, dan komponen relaksasi (IOF, 2014).

Olahraga bagi pasien osteoporosis. sumber: West Portland Physical Therapy Clinic

Osteoporosis merupakan penyakit yang banyak menjangkit populasi di Indonesia, terutama pada lanjut usia. Dengan meningkatnya jumlah penderita osteoporosis, sangat penting bagi pasien untuk mengerti pola hidup dan asupan yang tepat untuk memelihara kesehatan tulang sehingga dapat menurunkan resiko patah tulang. Dengan demikian, penderita osteoporosis dapat menaikkan kualitas hidupnya meskipun sudah mencapai kehidupan lanjut usia.

Daftar Pustaka

Gropper, Sareen S., Smith, Jack L. 2013. Advanced Nutrition and Human Metabolism. Wadsworth. Cengage Learning.

Kementerian Kesehatan, Pemerintah RI. 2015. Data & Kondisi Penyakit Osteoporosis di Indonesia. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi.

Mahan, L. Kathleen., Raymond, Janice L. 2017. Krause’s Food & the Nutrition Care Process. St. Louis. Elsevier.

Add a comment

Related posts:

5 tips for commuting to work by bike with confidence

When it comes to getting to work, there are a number of ways to travel — and cycling is just one of them. Whether you are a keen cyclist or just looking for a more enjoyable (and affordable) commute…

THE SATURN RETURN OF THE INTERNET WITH EMMALEA RUSSO

Think that your Saturn Return is supposed to be the worst? It might be, but it can also be très juicy and transformative. Our fav resident Astrologer Emmalea Russo is on the podcast today chatting…

HOW TO DO UNLIMITED KEYWORD RESEARCH IN ANSWERTHEPUBLIC.COM BY USING TOR BROWSER

Why are you looking for Answerthepublic alternative? Where you can enjoy its unlimited keyword research free. In this article, you will learn how to do unlimited keywords researches with the help of…